splash
SITUS RESMI DEWAN PASTORAL PAROKI SALIB SUCI
Tropodo, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur
 

Archive for December, 2011

Jadwal Upacara sekitar Natal 2011 dan Tahun Baru 2012

Posted By on December 19th, 2011

Jadwal Upacara Sekitar Natal 2011 diurutkan menurut tanggal

Minggu, 18 Desember 2011, Hari Minggu Advent ke-IV

  • 05.30: Misa Kudus
  • 07.30: Misa Kudus dengan upacara Pembaptisan
  • 17.30: Misa Kudus

Rabu, 21 Desember 2011, Kesempatan Menerima “Sakramen Pendamaian” ke-I

  • 18.00 – selesai : Upacara Tobat dan pengakuan pribadi

Kamis, 22 Desember 2011, Kesempatan Menerima “Sakramen Pendamaian” ke-II

  • 16.30 – 19.00 : kesempatan pengakuan pribadi

Jumat, 23 Desember 2011, Kesempatan Menerima “Sakramen Pendamaian” ke-III

  • 16.30 – 19.00 : kesempatan pengakuan pribadi
  • Catatan: Misa Kudus pk.18.00 ditiadakan

Sabtu, 24 Desember 2011, Malam NATAL

  • 21.00 : Misa Agung

Minggu, 25 Desember 2011, Hari Raya NATAL

  • 07.30 : Misa Agung
  • 17.30 : Misa Kudus

Sabtu, 31 Desember 2011, Penutupan Tahun 2011

  • 18.00 : Misa Syukur

Minggu, 01 Januari 2012, Hari Raya ST. MARIA BUNDA ALLAH

  • 07.30 : Misa Besar
  • 17.30 : Misa Kudus

Asal Mula Masa Adven

Posted By on December 6th, 2011

Hari raya Natal adalah salah satu dari dua hari raya yang paling penting dalam masa liturgi Gereja Katolik. Sebagai Hari Raya yang penting maka dalam menyongsongnya dibutuhkan persiapan yang khusus pula. Masa persiapan ini dikenal sebagai Masa Adven.

Masa liturgi Adven menandai masa persiapan rohani umat beriman sebelum Natal. Adven dimulai pada hari minggu terakhir bulan November. Masa Adven berlangsung selama empat hari Minggu dan empat minggu persiapan, meskipun minggu terakhir Adven pada umumnya terpotong dengan tibanya Hari Natal.

Masa Adven mengalami perkembangan dalam kehidupan rohani Gereja. Sejarah asal-mula Adven sulit ditentukan dengan tepat. Dalam bentuk awalnya, yang bermula dari Perancis, Masa Adven merupakan masa persiapan menyambut Hari Raya Epifani, hari di mana para calon dibaptis menjadi warga Gereja; jadi persiapan Adven amat mirip dengan Prapaskah dengan penekanan pada doa dan puasa yang berlangsung selama tiga minggu dan kemudian diperpanjang menjadi 40 hari. Pada tahun 380, Konsili lokal Saragossa, Spanyol menetapkan tiga minggu masa puasa sebelum Epifani. Diilhami oleh peraturan Prapaskah, Konsili lokal Macon, Perancis, pada tahun 581 menetapkan bahwa mulai tanggal 11 November (pesta St. Martinus dari Tours) hingga Hari Natal, umat beriman berpuasa pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Lama-kelamaan, praktek serupa menyebar ke Inggris. Di Roma, masa persiapan Adven belum ada hingga abad keenam, dan dipandang sebagai masa persiapan menyambut Natal dengan ikatan pantang puasa yang lebih ringan.

Gereja secara bertahap mulai lebih membakukan perayaan Adven. Buku Doa Misa Gelasian, yang menurut tradisi diterbitkan oleh Paus St. Gelasius I (wafat thn 496), adalah yang pertama menerapkan Liturgi Adven selama lima Hari Minggu. Di kemudian hari, Paus St. Gregorius I (wafat thn 604) memperkaya liturgi ini dengan menyusun doa-doa, antifon, bacaan-bacaan dan tanggapan. Sekitar abad kesembilan, Gereja menetapkan Minggu Adven Pertama sebagai awal tahun penanggalan Gereja. Dan akhirnya, Paus St. Gregorius VII (wafat thn 1095) mengurangi jumlah hari Minggu dalam Masa Adven menjadi empat.

Meskipun sejarah Adven agak “kurang jelas”, makna Masa Adven tetap terfokus pada kedatangan Kristus (Adven berasal dari bahasa Latin “adventus”, artinya “datang”). Katekismus Gereja Katolik menekankan makna ganda “kedatangan” ini: “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua” (no. 524).

Oleh sebab itu, di satu pihak, umat beriman merefleksikan kembali dan didorong untuk merayakan kedatangan Kristus yang pertama ke dalam dunia ini. Kita merenungkan kembali misteri inkarnasi yang agung ketika Kristus merendahkan diri, mengambil rupa manusia, dan masuk dalam dimensi ruang dan waktu guna membebaskan kita dari dosa. Di lain pihak, kita  ingat dalam Syahadat bahwa Kristus akan datang kembali untuk mengadili orang yang hidup dan mati dan kita harus siap untuk bertemu dengannya.

Sumber:

Lingkaran Adven : Lambang dan Maknanya

Posted By on December 6th, 2011

Ada beberapa hal yang khas di dalam Masa Adven ini. Yang paling kelihatan adalah dengan adanya karangan Adven. Setiap bagian dari karangan Adven ini memiliki arti dan makna yang mendalam.

Pertama, karangan tersebut selalu berbentuk lingkaran. Karena lingkaran tidak mempunyai awal dan tidak memiliki akhir, maka lingkaran melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir.

Lingkaran Adven selalu dibuat dari daun-daun yang senantiasa hijau (evergreen), Dahan-dahan evergreen, sama seperti namanya “evergreen” berarti senantiasa hijau, senantiasa hidup. Evergreen melambangkan Kristus, yang mati namun hidup kembali untuk selamanya. Evergreen juga melambangkan keabadian jiwa kita. Kristus datang ke dunia untuk memberikan kehidupan yang tanpa akhir bagi kita.

Tampak tersembul di antara daun-daun evergreen adalah buah-buah beri merah. Buah-buah itu merupakan lambang tetesan-tetesan darah, lambang darah yang dicurahkan Kristus demi umat manusia. Buah-buah itu mau mengingatkan kita bahwa Kristus datang ke dunia untuk wafat bagi kita dan dengan demikian menebus kita. Oleh karena Darah-Nya yang tercurah itu, kita beroleh hidup yang kekal.

Empat batang lilin diletakkan sekeliling Lingkaran Adven, tiga lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna merah muda. Lilin-lilin ini mau melambangkan keempat minggu dalam Masa Adven, yaitu masa persiapan kita menyambut Natal.  Pada awal Masa Adven, sebatang lilin dinyalakan, kemudian setiap minggu berikutnya, lilin lain juga ikut mulai dinyalakan. Seiring bertambah terangnya Lingkaran Adven untuk setiap minggunya dengan bertambahnya jumlah lilin yang dinyalakan, kita pun diingatkan bahwa kelahiran Sang Terang Dunia sudah semakin dekat. Semoga jiwa kita juga semakin menyala-nyala akan kasih kepada Bayi Yesus.

Warna-warni keempat lilin juga memiliki makna tersendiri. Lilin berwarna ungu sebagai lambang pertobatan. Warna ungu mengingatkan kita bahwa Adven adalah masa saat kita mempersiapkan jiwa kita untuk menerima Kristus pada Hari Natal. Lilin merah muda dinyalakan pada Hari Minggu Adven III yang disebut Minggu “Gaudete“. Gaudete adalah bahasa Latin yang berarti sukacita, melambangkan adanya sukacita di tengah masa pertobatan karena sukacita Natal hampir tiba. Warna merah muda dibuat dengan mencampurkan warna ungu dengan putih,  artinya : sukacita yang kita alami pada Hari Natal (yang dilambangkan dengan warna putih) sudah tidak tertahankan lagi dalam masa pertobatan ini (dilambangkan dengan warna ungu) dan sedikit meledak dalam Masa Adven. Pada Hari Natal, keempat lilin tersebut digantikan dengan lilin-lilin putih, yang berarti masa persiapan kita telah usai dan kita masuk dalam sukacita yang besar.

Pada kaki setiap lilin, atau pada kaki Lingkaran Adven, ditempatkan sebuah mangkuk berwarna biru. Warna biru mengingatkan kita pada Bunda Maria, Bunda Allah, yang mengandung Kristus, sang Penebus, di dalam rahimnya serta melahirkan-Nya ke dunia pada Hari Natal.

Lingkaran Adven diletakkan di tempat menyolok di Gereja. Para keluarga memasang Lingkaran Adven yang lebih kecil di rumah mereka. Lingkaran Adven kecil ini mengingatkan mereka akan lingkaran Adven di Gereja dan dengan demikian mengingatkan hubungan antara mereka dengan Gereja.

Jadi jika anda melihat/memasang Lingkaran Adven, jangan menganggapnya sebagai hiasan yang indah saja. Ingatlah akan semua makna yang dilambangkannya, karena Lingkaran Adven hendak mengingatkan kita perlunya persiapan jiwa sehingga kita dapat sepenuhnya ambil bagian dalam sukacita besar Kelahiran Kristus, Putera Allah, yang telah memberikan diriNya bagi kita agar kita beroleh hidup yang kekal.

Secara keseluruhan, selama Masa Adven kita berjuang untuk menggenapi apa yang kita daraskan dalam doa pembukaan Misa Minggu Adven Pertama : “Bapa di Surga … tambahkanlah kerinduan kami kepada Krisyus,m Juruselamat kami, dab berilah kami kekuatan yntuk bertumbuh dalam kasih, agar fajar kedatangNya membuat kami bersukacita atas kehadiranNya dan menyambut terang kebenaranNya.”

Sumber:

  • Buku “Berdoalah dan Berjaga-jagalah – Ibadat Adven Keluarga”, Keuskupan Surabaya, 2011