<>

Sudah sering, sudah lama bahkan mungkin kita sudah bosan mendengarkan orang bertanya dan mengomentari:
Mengapa orang katolik menyembah Maria ?
Bukankah Maria itu manusia biasa seperti kita juga?
Menyembah Maria . . .?
Ah, nggak itu alkitabiah.
Maria Bunda Allah . . . ?
Ah, absurd, Allah koq punya ibu.
Berdoa di depan patung Maria . . . ? Ah, itu kan menyembah berhala.
Daftar pertanyaan yang semacam itu masih sangat panjang.
Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Maria itu penjelamaan dari Dewi kafir atau perwujudan dari Dewi Venus-nya orang Romawi atau Dewi Isis-nya orang Mesir.
Mungkin kita juga pernah mendengar olok-olok, bahwa Maria itu ibarat botol kecap, dan Yesus adalah kecapnya.
Setelah kecap habis dimanfaatkan, maka botolnya hanya untuk dibuang atau dirombeng saja.
Atau yang lain, mengibaratkan Maria sebagai selang (pipa) dan Yesus adalah airnya.
Dengan pengibaratan yang demikian, Yesus hanya numpang lewat saja melalui Maria.

Ada sebagian kecil orang yang mempunyai pemikiran seperti itu di sekitar kita.
Bahkan, ada juga orang Katolik yang,  ikut-ikutan bertanya semacam itu. Bukannya mereka berusaha belajar, mencari tahu dari sumber yang tepat, malahan mereka mulai menyingkirkan patung, enggan ikut doa rosario, bahkan terpengaruh dengan pertanyaan-pertanyaan dan komentar-komentar seperti di atas.

Lalu, setujukah kita dengan komentar-komentar semacam itu?
Bagaimana kita harus menyikapinya?
Bagaimana kita harus menjawabnya?
Yang pertama dan terpenting: Kita harus menyikapinya tanpa emosi, dengan kepala dan hati yang dingin, dengan jiwa yang sehat.
Sikap hati kita?
Kita perlu merasa KASIHAN kepada mereka, karena sepertinya kekristenan itu hanya muncul hari ini, dan di sini. Kita perlu BERBELA-SUNGKAWA, karena mereka hanya berpikir secara rasional & emosional tanpa melihat lebih dalam tentang makna seorang Ibu, bahkan tanpa menggunakan hati dan perasaan.
Dan mari kita berdoa, agar Roh Kudus menuntun mereka untuk bisa memahami kekristen secara utuh dan menyeluruh, dan semoga Bunda Maria tetap menyayangi mereka sebagai anak-anaknya.
Lalu, bagaimana kita harus menjawab, menjelaskan pertanyaan-pertanyaan itu?
Untuk itu, perlu kita imani dulu, bahwa Bunda Maria menjadi ibu Yesus, adalah suatu KEBENARAN yang BUKAN KEBETULAN. Merupakan KEBENARAN, karena memang demikianlah bukti-bukti sejarah, tanpa
ada gugatan atau sanggahan.

Bukan merupakan KEBETULAN, karena Bunda Maria telah dipersiapkan oleh Allah sendiri dalam rencana keselamatan, yang telah disampaikan melalui nubuat para nabi berdasarkan nash-nash Kitab Suci, serta menurut ajaran dari para rasul, maupun para Bapak Gereja, sampai kepada para teolog & iman Gereja sejak awal telah menempatkan sosok Bunda Maria sebagai sosok yang istimewa, yang harus serta layak dihormati.
Penghargaan dan penghormatan kepada Bunda Maria sebagai Bunda Allah, yang tetap Perawan, yang dikandung tanpa Noda Dosa dan lain-lain bukan ciptaan ataupun rekayasa Gereja Katolik.

Para rasul, para Bapa Gereja, para filsuf dan teolog abad awal itulah yang telah meneruskan apa yang diajarkan oleh Yesus kepada para rasul yang kita kenal dengan istilah ajaran rasuli (apostolik).
Mereka pulalah yang telah meletakkan dasar ajaran kekristenan dan mereka pulalah yang paling tahu mengenai bagaimana iman kristen itu sebenarnya dan seharusnya.
Dan ajaran itulah yang harus diemban oleh Gereja yang satu, Kudus, Katolik dan  Apostolik.
Masalahnya : Bagaimana kita mempertahankan iman dan keyakinan kita . . . . ?

Perlu diketahui, bahwa mereka yang menuduh dengan tuduhan-tudahan seperti di atas, karena dilatar-belakangi oleh ketidak-tahuan (ketidak-mau tahuan?) mereka mengenai sejarah, dalam hal ini sejarah Gereja / sejarah Kekristenan, dan juga karena ketidak-mengertian mereka mengenai iman Kristen.

Terhadap tuduhan-tudahan itu, kita akan bahas dalam 2 bagian, sbb:

a. Maria dalam kehidupan Gereja
Perdana

Sejak Gereja Perdana,  umat Kristen mengimani bahwa, Sabda Allah itu hidup. Sabda Allah dihayati dan dipelihara tidak hanya dalam Kitab Suci, melainkan juga dalam seluruh kehidupan iman Gereja, termasuk dalam Tradisi yang berbentuk ibadat, ajaran Gereja (Magisterium), dll.

Apa yang hidup dalam Gereja Perdana itu dilanjutkan secara turun-temurun. Itulah yang dinamakan: Tradisi (Latin: Tradere).
Dalam mencermati Tradisi inilah kita bisa mengetahui, bahwa sejak awal
kehidupan Gereja, Bunda Maria telah mendapatkan penghormatan yang istimewa, yang lebih tinggi dari pada para orang Kudus.

Itu bisa kita ketahui dengan bukti-bukti arkheologis-historis, antara lain:
– Pada tembok-tembok sebuah katakombe yang bernama St. Priscila di Roma, ditemukan lukisan Bunda Maria dengan Yesus.
Lukisan ini dibuat antara tahun 100 – 200 M dan diperkirakan, lukisan-lukisan itu dipakai sebagai salah satu sarana untuk pengajaran / katakese bagi umat, pada saat pengikut Kristus dikejar-kejar oleh penguasa, sehingga mereka harus bersembunyi di katakombe-katakombe untuk berkumpul, beribadah dan mengajar.

-. Sebelum abad IV M sudah terdapat tulisan-tulisan dan ajaran-ajaran dari banyak tokoh Gereja mengenai keistimewaan Bunda Maria, yang semuanya itu membuktikan bahwa pada masa itu orang Kristen sudah biasa memberikan penghormatan kepada Bunda Maria.

Hal-hal di atas membuktikan bahwa penghormatan kepada Bunda Maria sudah ada dalam Tradisi Gereja Perdana, dan menjadi bagian dari iman dan penghayatan mereka sebagai pengikut Kristus, diwariskan kepada tokoh Gereja pada masa berikutnya, terjaga dan dihayati dengan baik oleh Gereja hingga saat ini.

b. Perbedaan antara ‘Penyembahan’
dan ‘Penghormatan’

Adapun mengenai “Penyembahan” dan “Penghormatan”, dibedakan sbb: LATRIA (Penyembahan): hanya ditujukan bagi Allah.
DULIA: tindakan penghormatan / bakti kepada orang Kudus.
HYPERDULIA: tindakan penghormatan / bakti yang ditujukan khusus kepada Bunda Maria, karena Bunda Maria adalah yang terutama dari antara para Kudus.
Memang, dalam Bahasa Indonesia seringkali terjadi bias antara kata “menyembah” dan “menghormati”. Juga seringkali, dalam penghayatan iman, orang mencampur-adukkan penggunaan istilah antara “menyembah” dan “menghormati”. Namun demikian, dalam pemahaman iman, dibedakan secara tegas penggunaan istilah-istilah tersebut, bahwa LATRIA / “menyembah” hanya ditujukan bagi Allah saja. Dengan demikian, menjadi jelas, Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan umatnya untuk “menyembah Maria”.
Adapun bila ditemukan penggunaan kata “menyembah” dalam kaitannya dengan Bunda Maria, itu harus dipahami sebagai bentuk penghormatan yang mendalam, yang timbul dari penghayatan seseorang kepada Maria, karena: hanya Allah sajalah yang patut disembah.

Demikian pula, bahwa Maria bukanlah jelmaan atau penggambaran dari Dewi siapapun dari budaya manapun. Maria benar-benar adalah Ibu Yesus, yang bisa dibuktikan, baik dalam iman, maupun dari tinjauan sejarah.

Dari para Bapa Gereja pula kita mewarisi iman dan ajaran bahwa: Maria tetap perawan, sebelum melahirkan, pada saat melahirkan dan setelah melahirkan.
Dan hal yang demikian sudah menjadi bagian dari Iman Kristen sejak awal berdirinya Kekristenan.
Itu adalah Iman dan penghayatannya yang dimiliki oleh para Rasul, dan para penerusnya, hingga saat ini.
Nah, setelah pembahasan di atas, sampailah kita harus menjawab jika ada orang yang bertanya : Mengapa orang Katolik menyembah Maria ?
Tentu, kini kita bisa menjawab pertanyaan itu dengan mudah.
Hal itu karena ternyata bahwa PERTANYAANNYALAH YANG SALAH.
Secara tegas, ajaran Kristen / Katolik tidak pernah menyuruh (apalagi mengharuskan) kita untuk menyembah Maria, melainkan mengarahkan kita untuk menghormati Maria, karena itu adalah Tradisi yang telah diajarkan dan sampai kepada kita secara apostolik, sejak Gereja Perdana, para Bapa Gereja, dan seterusnya. Dengan kata lain memang demikianlah iman kristen.
Per Mariam ad Iesum – Melalui Maria kita sampai kepada Yesus.
Dengan mengenal Maria kita juga akan bisa mengenal Yesus dengan lebih baik.
Selain itu, sebagaimana selalu kita doakan dalam doa rosario, tampak jelas bahwa Bunda Maria juga akan mengantar kita kepada Allah Tritunggal.
Salam Putri Allah Bapa, . . . .
Salam Bunda Allah Putra,. . . .
Salam Mempelai Allah Roh Kudus . . .
————( SetSandhy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Situs Resmi Paroki Salib Suci

Situs Resmi Paroki Salib Suci

Jadwal Misa

Senin, Rabu, Kamis, Sabtu :
pk. 05.30

Selasa, Jumat :
pk. 18.00

Minggu :
pk. 05.30, 07.30 & 17.30

Lokasi Paroki Salib Suci