Waktu saya mengikuti pramupas tingkat rayon, sebagian besar kata kunci cenderung pada kata pelayanan, misalnya “Gereja yang Melayani”. Kata kunci yang kelihatannya singkat tapi bermakna itu adalah ringkasan dari suatu uraian yang intinya, agar gereja yang lebih aktif melayani umatnya, misalnya : Hendaknya Pastor sering mengunjungi umat dan lebih dekat dengan umatnya. Di sini gereja diartikan adalah pemimpinnya atau lebih tepat Pastor atau Romonya. Rupanya hal tersebut salah mengartikan, sebab salah seorang Romo yang hadir juga saat itu menjelaskan bahwa “GEREJA” adalah orang atau umat yang percaya dan mengikuti kehendak Allah dan Tuhan Yesus Kristus yang dikuatkan oleh Roh Kudus.
Jelas di sini gereja adalah umat, jadi kalau tadi ada kata kunci “Gereja yang Melayani” berati umat yang saling melayani dengan dasar kasih. Sebab Tuhan Yesus sendiri pernah berpesan agar kita saling melayani. Setiap orang yang percaya adalah pelayan Tuhan, sehingga kata “Pelayanan” sering dipakai dalam gereja. Tapi apa sebenarnya pelayanan itu? Orang menggunakan kata pelayanan dengan arti yang berbeda beda, sering kali pula dengan arti yang sempit.