Istilah Devosi, diambil dari kata Devotion, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi bakti, yang artinya: Penyerahan diri sepenuh hati, dalam sikap doa, yang membuat orang beriman menjadi sangat tanggap kepada kehendak Allah (Kamus Teologi,
Gerald O’Collins, SJ. & Edward G. Farrugia, SJ, Kanisius).
Dan sikap batin kita untuk meng-hormati Bunda Maria adalah Hyperdulia (baca: Mawass Edisi 2).
Sudah sejak Gereja Perdana pengikut Kristus menempatkan Bunda sebagai pribadi yang istimewa, yang layak mendapatkan penghormatan dan perlakuan khusus. Gelar Bunda Allah (Theotokos) dan Tetap Perawan (Parthenos) adalah 2 hal yang paling awal telah diterima oleh Gereja sejak zaman Para Bapa Gereja.
Masalah adanya keberatan dari sementara pihak atas gelar itu, bukanlah urusan kita. Karena itulah yang telah kita terima sebagai iman Gereja secara apostolik.
Seiring dengan perkembangan Gereja, gelar-gelar lain yang ber-tujuan untuk menghormati Bunda Maria terus bertambah.
Hal ini tidak terlepas peranan Bunda Maria yang senantiasa mendampingi dan menolong
anak-anaknya yang sedang ber-ziarah di dunia ini.
Peristiwa-peristiwa di Lourdes, Fatima, Medjugorje, dan lain-lain sudah sangat sering kita dengar (meskipun pihak Otoritas Gereja sangat behati-hati dalam me-nyikapinya).
Dan, kita pasti tahu bahwa tempat berziarah yang paling banyak adalah tempat ziarah untuk meng-hormati Bunda Maria (di Pulau Jawa saja, tidak kurang dari sera-tus tempat ziarah yang didedikasi-kan kepada Bunda Maria).
Dari sekian banyak cara untuk menghormati Bunda Maria, ada beberapa devosi, yang mungkin sudah akrab bagi kita, antara lain:
1. Angelus Domini
2. Medali Ajaib
3. Novena Tiga Salam Maria
4. Doa Rosario
Bentuk / cara devosi-devosi itu akan dibahas di bawah ini secara ringkas.
1. Angelus Domini
Kata ‘Angelus Domini’ diter-jemahkan sebagai Malaikat Tuhan.
Doa ini didoakan 3 X sehari, pk.06.00, pk.12.00 dan pk.18.00.
Doa Malaikat Tuhan, pada awalnya ditujukan untuk terciptanya per-damaian dunia.
Dalam perkembangan lebih lanjut, doa ini mempunyai makna baru, yaitu untuk memperingati misteri-misteri penyelamatan.
Pada doa pk 06.00, bersama
Bunda Maria kita mengenang dan mempersatukan hidup dan karya kita dengan misteri Kebangkitan Kristus.
Pada doa pk.12.00, bersama
Bunda Maria kita mengenang dan mempersatukan hidup dan karya kita dengan misteri wafat Kristus.
Pada doa pk.18.00, bersama
Bunda Maria kita mengenang dan mempersatukan hidup dan karya kita dengan misteri Penjelmaan Kristus.
Dengan 3 X doa ini, berarti kita mempersatukan seluruh hidup dan karya kita ke dalam misteri kehi-dupan Yesus dan Bunda Maria.
2. Medali Ajaib
Medali Ajaib, adalah lambang berupa medali yang biasanya ter-buat dari kayu atau logam.
Medali ini bisa dirangkaikan dengan rosario atau pada kalung biasa.
Pada medali ini terdapat gambar Hati Kudus Yesus pada satu sisi, dan gambar Santa Perawan Maria pada sisi yang lain.
Banyak orang mempercayai bahwa dengan memakai medali ini, bisa mendapat rahmat Allah dengan perantaraan Bunda Maria.
Medali Ajaib diperkenalkan oleh St. Chatarina Laboure (1806-1876),
seorang suster dari Tarekat Putri Kasih.
St. Chatarina pertamakali mem-peroleh anugerah penampakan Bunda Maria pada tgl. 18 Juli 1830.
Pada penampakan kedua, 27 No-pember 1830, St. Chatarina melihat Bunda Maria dengan pakaian putih keperakan, berdiri bertumpu pada bumi, dengan kaki menginjak kepala injak kepala ular.
Pada penampakan itu, St. Chata-rina juga melihat Bunda Maria di-kelilingi oleh tulisan:
O Marie, concue sans peche
priez pour nous qui ovons
recours avous
yang artinya :
O Maria, yang terkandung tanpa
noda, doakanlah kami yang ber-
lindung kepadamu.
Setelah itu, St. Chatarina melihat tulisan huruf ‘M’ yang bergantung pada sebuah palang, dan sebuah salib bertumpu pada palang itu.
Di kaki huruf ‘M’ itu tampak dua buah hati: Hati Kudus Yesus yang dimakhkotai duri dan Hati Kudus Maria yang ditembus sebilah pedang.
Semua gambaran terakhir itu dikelilingi oleh duabelas bintang.
Di akhir penampakan kedua itu, Bunda Maria berpesan kepada St. Chatarina:
Inilah lambang karunia yang
kulimpahkan kepada orang-orang
yang memintanya kepadaku.
Suruh buatkanlah sebuah medali
sesuai dengan yang engkau
saksikan, dan siapa saja yang
memakainya, akan menerima
karunia besar, apalagi jika medali
itu dikenakan pada lehernya.
Orang yang memakai medali ini dengan keyakinan akan manfaat-nya, menerima karunia berlimpah-limpah.
Yang perlu diwaspadai, Medali Ajaib tidaklah mempunyai kekuatan dari bendanya sendiri. Medali itu bukanlah jimat.
Medali Ajaib hanyalah sebagai sarana untuk doa, yang mengingat-kan kita akan kehadiran Bunda Maria dan Tuhan, yang bisa mem-bangkitkan iman kita.
3. Novena Tiga Salam Maria
Kata ‘Novena’, berasal dari kata Latin, Novem, artinya: Sembilan.
Doa Novena berarti doa yang di-daraskan sembilan kali berturut-turut (setiap hari selama sembilan hari, setiap minggu selama sem-bilan minggu, setiap bulan selama sembilan bulan, atau kelipatannya).
Doa Novena, tidak dimaksudkan untuk menggeser doa harian, melainkan didoakan untuk memper-oleh rahmat khusus, antara lain: pertobatan, perdamaian, keutuhan keluarga, sembuh dari penyakit, dll.
Dalam praktek dikenal beberapa macam Doa Novena yang di-dedikasikan kepada Bunda Maria, antara lain :
Doa Novena Bunda Maria Yang Dikandung Tanpa Noda Dosa;
Doa Novena kepada Maria dari Lourdes; Doa Novena Bunda Maria Penghibur Yang Baik; serta Doa
Novena Tiga Salam Maria.
Di antara doa-doa novena, yang paling dikenal adalah Novena Tiga Salam Maria.
Doa Novena Tiga Salam Maria pada mulanya berawal dari pe-ngalaman rohani St. Mechtildis (1241-1298), seorang biarawati di Hefta, Jerman.
Dikisahkan, pada saat beliau mencemaskan keselamatan hidupnya, St. Mechtildis berdoa,
memohon kepada Bunda Maria, agar bersedia membantu dia pada saat kematiannya.
Bunda Maria menjawab doa itu, dan meminta kepada St. Mechtildis agar setiap hari berdoa Tiga kali Salam Maria.
Salam Maria yang Pertama di-maksudkan untuk mengenang dan memuliakan kekuatan Ilahi yang dianugerahkan oleh Allah kepada Bunda Maria.
Salam Maria yang Kedua, ber-tujuan untuk mengenang dan meluhurkan kebijaksanaan Ilahi yang dianugerahkan oleh Yesus kepada Bunda Maria.
Salam Maria yang Ketiga, di-maksudkan untuk mengenang dan mengagungkan cinta Ilahi, yang dengan cinta Ilahi itu Roh Kudus memenuhi Bunda Maria.
Doa Tiga Salam Maria ber-kembang luas karena jasa dari St. Antonius dari Padua, St. Leonardus dari Porto Mauritio dan St. Alfonsus de Ligouri.
Dalam perkembangan selanjutnya, Doa Tiga Salam Maria itu menjadi Novena Tiga Salam Maria, dan dikenal luas oleh orang-orang beriman hingga sekarang.
Doa Novena Tiga Salam Maria dapat dikatakan sebagai salah satu doa yang paling banyak didaraskan oleh orang beriman.
Salah satu alasannya, karena rumusan Doa Novena Tiga Salam Maria ini sederhana dan singkat, sehingga tidak memerlukan banyak waktu untuk mendoa-kannya.
Yang diperlukan adalah: kemauan, ketekunan, disiplin diri dan iman.
4. Doa Rosario
Kata Rosario berasal dari kata Latin: Rosarium, yang berarti: Rangkaian Bunga Mawar
Ada beberapa pendapat mengenai asal-usul (doa) rosario.
Dalam kesempatan ini, tentang asal-usul itu tidak dibahas (karena panjangnya bahasan). Cukup kira-nya kita mengetahui, bahwa berdoa rosario setidak-tidaknya sudah menjadi Tradisi sejak abad XVI.
Dari bermacam-macam doa yang didedikasikan kepada Bunda Maria, tidak dapat disangkal bahwa Doa Rosario merupakan doa yang terpopuler. Beberapa alasannya adalah: Doa Rosario merupakan doa yang praktis, yang mudah didoakan oleh semua kalangan, dapat dilakukan di rumah maupun di perjalanan, baik oleh perorangan maupun kelompok.
Doa Rosario adalah doa yang sangat dianjurkan oleh Gereja, karena merangkum misteri hidup Yesus Kristus serta misteri iman Gereja
Paus Paulus VI mengungkap-kan, bahwa Doa Rosario merupa-kan ‘doa yang berdasarkan Injil’. Sedangkan Paus Pius XII mengata-kan, bahwa: Doa Rosario adalah ringkasan tentang kehidupan Yesus dan Maria, dan seluruh Injil.
Dari uraian di atas, maka dapat dikatakan, bahwa dengan berdoa Rosario, berarti kita mengikut-serta-kan diri kita ke dalam seluruh misteri hidup Yesus dan Maria; berusaha melihat dan mengalami karya nyata Allah; berusaha mem-persatukan diri dan hidup kita dengan Yesus dan Maria; menghor- mati Bunda Maria, sebagai Bunda Yesus; memohon kepada Bunda Maria, agar mendampingi kita dalam perenungan tentang peris-tiwa kelahiran, penderitaan, wafat dan kemuliaan Putra-nya, agar kita dapat memahaminya dengan iman kita.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa tidak semua umat Kristen senang dengan Doa Rosario ini.
Tetapi bila orang yang tidak senang itu mengatakan bahwa Doa Rosario itu tidak ada artinya dan bukan merupakan doa orang Kristen, itu menunjukkan bahwa ia sendiri tidak mengerti, apakah sebenarnya Doa Rosario itu.
Demikian penting arti dan manfaat dari Doa Rosario ini bagi Gereja, sehingga Paus Yohanes Paulus II, dalam Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae, mengatakan:
Gereja selalu meyakini
kemanjuran doa ini.
Maka Gereja mempercayakan
masalah-masalah yang paling
pelik kepada Doa Rosario,
kepada pendarasan secara
bersama-sama dan tanpa henti.
Bila suatu saat Gereja mengalami
penganiayaan,
maka pembebasannya dipercaya-
kan kepada kuasa doa ini,
dan Maria, Ratu Rosario,
dinyatakan sebagai sosok yang
doanya mendatangkan
keselamatan.
Dalam konteks pelayanan yang
lebih luas kepada keluarga,
maka penggalakan Doa Rosario
dalam keluarga-keluarga
Kristiani, akan menjadi sarana
yang ampuh untuk melawan
dampak-dampak buruk dari krisis
yang melanda jaman kita ini.
Gereja Katolik meyakini, bahwa Doa Rosario adalah renungan sekaligus permohonan.
Kalau dalam berdoa Rosario kita memohon dengan segenap hati bersama Maria, maka ia akan ber-doa untuk kita di hadapan Bapa yang akan memenuhi dia dengan rahmat dan di hadapan Putra yang lahir dari rahimnya.
Bunda Maria telah mendapatkan kemuliaan di sorga. Namun karena keinginannya untuk selalu dapat menolong anak-anaknya, maka ia tidak akan pernah berhenti untuk berdoa bagi kita, dan akan selalu mengarahkan kita kepada Yesus.
Per Mariam ad Jesum, melaui Bunda Maria kita sampai kepada Yersus.
Doa Rosario, bila kita perhatikan, adalah suatu Doa yang terdiri dari doa-doa dan pere-nungan atas peristiwa-peristiwa, yang seolah-olah menyatu, terjalin dengan harmonis, dengan mana melalui dan bersama Bunda Maria kita masuk dalam perenungan atas misteri inkarnasi Sang Sabda.
A. Dari doa – ke – doa
Seluruh materi dari Doa Rosario adalah materi yang penting. tersusun dari doa, aklamasi, Salam dan Renungan Peristiwa. Dari doa-doa itu, yang dila-kukan secara berulang-ulang, adalah: Bapa Kami, Salam Maria dan Kemuliaan.
1. Doa Bapa Kami
Doa ini adalah doa yang diajar-kan oleh Yesus sendiri kepada murid-murid-Nya (bdk. Mat.6:9-13; Luk.11:2-4). Doa ini juga merupa-kan ringkasan seluruh Injil.
Apabila dicermati, tampak
bahwa Doa Bapa Kami sangat erat berkaitan dengan pokok pewartaan Yesus, yaitu: Kerajaan Allah.
2.Doa Salam Maria
Doa Salam Maria adalah unsur yang paling pokok dalam Doa Ro- sario, sekali-igus menjadi unsur yang membuat doa Rosario ini secara istimewa mempunyai ciri khas Maria.
Doa Salam Maria ini terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Salam yang disampaikan oleh Malaikat Gabriel, dan Salam yang disampaikan oleh Elisabeth kepada Maria.
“Salam Maria, penuh rahmat,
Tuhan sertamu,
Terpujilah engkau di antara
wanita,
dan terpujilah buah tubuhmu,
Yesus.”
b. Tanggapan dari Gereja mengenai sosok Bunda Maria, yang diakui sebagai Pribadi yang terpilih, ter- berkati, penolong dan pendoa kita di hadapan Allah.
“Santa Maria, Bunda Allah,
. . . .dst. Titik pusat Doa Salam Maria adalah Nama Yesus, yang ibarat sendi menghubungkan kedua bagian Doa Salam Maria.
Kadang-kadang, dalam pendarasan yang terburu-buru dan tanpa penghayatan, titik pusat ini menjadi terabaikan, yang karena-nya, terabaikan juga hubungan dengan misteri Kristus yang di-renungkan
Padahal, justru pemusatan per-hatian pada nama Yesus dan pada misteri-Nya inilah yang menjadi tanda pendarasan Doa Rosario yang penuh arti dan penuh buah.
Maria dikaruniai hubungan yang unik dengan Kristus, yang mem-buat Maria digelari Bunda Allah (Theotokos). Dalam pehamanan yang demikian inilah, kita memper-cayakan hidup dan saat mati kita kepada permohonan Bunda Maria kepada Allah.
3. Doa Kemuliaan
Kemuliaan Tritunggal adalah tujuan dari setiap kontemplasi Kristiani. Dalam Doa Rosario, Doa Kemuliaan ini menjadi puncak dari kontemplasi (sebagaimana diketa-hui, bahwa Doa Rosario adalah doa kontemplatif).
Jadi, Doa Kemuliaan bukan hanya semata-mata menjadi bagian penutup dari 10X doa Salam Maria, namun benar-benar merupakan dan menung kapkan pemuliaan kepada Allah Tritunggal.
B. Perenungan dari peristiwa –
ke – peristiwa
Renungan-renungan dalam Doa Rosario adalah perenungan akan misteri Kristus, yang dimulai sejak Kabar dari Malaikat Gabriel kepada Bunda Maria.
Renungan itu dikemas dalam bentuk ‘Peristiwa’. Kita mengenal 20 Peristiwa, yang dikelompkkkan dalam 4 Kelompok Peristiwa, yaitu: Peristiwa-Peristiwa Gembira, Terang, Sedih dan Mulia.
1. Peristiwa Gembira
Peristiwa-peristiwa Gembira di-tandai dengan sukacita yang me-mancar dari peris-tiwa inkarnasi, yang dimulai dari peristiwa per-tama: Maria menerima khabar dari malaikat Gabriel.
Kita bisa melihat bahwa seluruh sejarah keselamatan, (dan dalam arti tertentu juga sejarah dunia), berkaitan dengan salam Malaikat Gabriel: “Bersuka-citalah Maria…!”
Sukacita juga merupakan kata kunci Bunda Maria mengunjungi Elisabet, dan suara Bunda Maria dan kehadiran Yesus dalam rahim-nya membuat Yohanes ‘melonjak kegirangan’ (bdk. Luk.1:44).
Selanjutnya, sukacita memenuhi kawasan Betlehem ketika Yesus lahir, yang diberitakan oleh nyanyian para malaikat, dan dimaklumkan kepada seluruh gembala sebagai ‘kesukaan besar’ (Luk.2:10).
Yesus dipersembahkan di Bait Allah, mengungkapkan kegembira-an karena dipersembahkannya Sang Bayi.
Sukacita yang tercampur kece-masan menandai peristiwa ke-lima: Yesus di-ketemukan di Bait Allah.
Pada peristiwa ini, Yesus yang baru berusia 12 tahun, tampil dalam ke-bijaksanaan Ilahi, mendengarkan dan mengajukan pertanyaan-per-tanyaan kepada para pemuka agama.
Dalam Peristiwa-peristiwa Gembira, Allah sendiri bersama Bunda Maria yang berinisiatif dan memegang peranan.
Dengan demikian, kita bisa lebih memahami, bahwa Bunda Maria berperanan penting dalam kehidup-an Yesus di dunia ini.
2. Peristiwa Terang
Dalam Peristiwa-peristiwa Terang, kita merenungkan sisi-sisi penting dari pribadi Yesus.
Waktu Yesus dibaptis di Sungai Yordan, Yesus dimaklumkan seba-gai Anak yang dikasihi Bapa. Kemudian, Yesus tampil sebagai sosok yang memberitakan datang-nya Kerajaan Allah, memberikan kesaksian tentang Kerajaan Allah lewat karya-karya-Nya.
Dalam tahun-tahun pertama pelayanan-Nya inilah misteri Kristus tampak paling jelas sebagai misteri Terang: ‘”Selama Aku di dalam dunia, Akulah Terang Dunia’.
Pada peristiwa Terang Pertama: Yesus dibaptis di Sungai Yordan, Roh Kudus turun atas Yesus, untuk menyerahkan kepada-Nya tugas perutusan yang harus dilaksana-kan-Nya.
Pada Perstiwa Terang Kedua: Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta perkawinan di Kana, Yesus mengubah air menjadi anggur.
Ini adalah tanda yang pertama dari tanda-tanda yang dikerjakan-Nya.
Peristiwa ini membuka hati para murid kepada iman, dan bersyukur atas campur-tangan Bunda Maria.
Peristiwa Terang Ketiga: Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan (bdk. Mrk.1:15), merupakan pelayanan belas-kasih yang terus Ia laksana-kan sampai akhir jaman, khususnya melalui sakramen rekonsiliasi yang telah Ia percayakan kepada Gereja (bdk. Yoh. 20:22-23).
Peristiwa Terang Keempat: Yesus menampakkan kemuliaan-Nya.
Menurut tradisi, peristiwa ini terjadi di Gunung Tabor.
Peristiwa Terang Kelima: Yesus menetapkan Ekaristi sebagai ung-kapan sakramental misteri paskah.
Dalam peristiwa ini, Yesus menye-rahkan tubuh dan darah-Nya, dalam tanda roti dan anggur, dan menyatakan kasih-Nya kepada umat manusia ‘sampai tuntas’
(bdk. Yoh.13:1), demi keselamatan manusia.
Dalam Peristiwa-peristiwa Terang, kecuali pada peristiwa di Kana, Bunda Maria tersamar di latar belakang.
Namun, ucapan Bunda Maria pada peristiwa di Kana:
“Lakukanlah apa yang Ia katakan” menjadi amanat bundawi yang ter-besar yang disampaikan oleh Bunda Maria kepada Gereja di sepanjang jaman.
Dalam Peristiwa-peristiwa Terang, Allah Bapa, Yesus, serta Bunda Maria saling mengisi peran
dalam melaksanakan Karya Allah.
3. Peristiwa Sedih
Perstiwa Sedih diawali dari ke-jadian di Taman Getsemani, waktu Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di sorga dalam sakratul Maut.
Pada peristiwa ini, Yesus harus memilih untuk memenuhi kehendak manusiawi-Nya yang tergoda untuk memberontak, atau untuk meme-nuhi kehendak Bapa.
Dalam ketaatan-Nya, akhirnya Yesus memutuskan:
“ . . . .Bukanlah kehendak-Ku,
melainkan kehendak-Mu lah
yang terjadi” (Luk.22:24). Dan kepatuhan Yesus ini semakin menjadi nyata pada peristiwa-
peristiwa selanjutnya: Yesus didera, Yesus dimahkotai duri, Yesus me-manggul salib ke Gunung Kalvari,
– dan akhirnya, . . . .
Yesus wafat di kayu salib.
Peristiwa-peristiwa sedih membantu kita untuk meng-hayati:
a. kematian Yesus karena
dosa-dosa manusia;
b. bersama Bunda Maria
berdiri di kaki salib.
Dalam Peristiwa sedih pertama sampai keempat, Kristus-lah yang mengambil inisiatif untuk berperan.
Yesus menerima seluruh keseng-saraan-Nya dengan aktif dan dengan penuh kesadaran, yang pada puncaknya, Persitiwa Sedih kelima: Yesus wafat di kayu salib, di mana Allah Bapa sendiri yang bertindak.
Dalam Peristiwa-peristiwa sedih ini, Bunda Maria memang tidak berperan aktif. Namun kita bisa ikut menghayati peran pasif Bunda Maria yang mengikuti kesengsara-an Yesus, terutama pada saat-saat:
a. Bunda Maria melihat Yesus di-
mahkotai duri, dengan tubuh
yang berdarah-darah;
b. Bunda Maria mengikuti Putranya
yang memanggul salib di via de
lorosa;
c. Bunda Maria melihat Yesus di-
paku di kayu salib;
d.Bunda Maria dengan hati hancur
menunggui Yesus wafat di kayu
salib;
e. Bunda Maria memangku Yesus
yang sudah wafat.
4. Peristiwa Mulia
Peristiwa-peristiwa Mulia muncul dari Iman.
Doa Rosario mengundang kita, untuk menghayati sengsara Yesus, guna memandang Kemuliaan, Kebangkitan dan Kenaikan-Nya ke surga.
Yesus telah bangkit. Dengan peristiwa ini kita ikut menikmati suka-cita Bunda Maria.
Dalam peristiwa ‘Kenaikan’, Yesus diangkat ke dalam kemuliaan.
Dan dalam peristiwa Maria diangkat ke surga, Bunda Maria juga diang-kat dalam kemuliaan.
Dalam peristiwa terakhir, Maria dimahkotai di surga, Bunda Maria tampil cemerlang sebagai Ratu para Malaikat dan para Kudus.
Pusat dari peristiwa-peristiwa Mulia adalah peristiwa Roh Kudus turun atas para rasul yang dikenal dengan Peristiwa Pentakosta.
Peristiwa ini hendak menampilkan wajah Gereja, sebagai suatu keluarga bersama Bunda Maria, Gereja yang dihidupi oleh pen-curahan Roh Kudus, yang penuh kuasa dan bersiap melaksanakan tugas pewartaan.
Dalam Peristiwa-peristiwa Mulia, peranan mutlak pada Allah Tri-tunggal.
Dengan segala kekuasaan-Nya, Allah mengangkat Bunda Maria ke surga, – dan – memahkotainya. Apa yang dialami oleh Bunda Maria ini, adalah sebagai buah dari rang-kaian keprihatinan dan kesedihan yang dijalaninya dengan ketaatan dan penuh iman. Renungan atas Peristiwa-peristiwa Mulia menuntun kita untuk semakin menghargai kehidupan kita dalam Kristus.
Demikian uraian tentang Doa Rosario. Semoga kita mau dan mampu berdoa Rosario dengan baik dan dengan penuh peng-hayatan.
Dengan demikian, kita bisa mem-pertanggung-jawabkan, bahwa Doa Rosario bukanlah doa yang bertele-tele.
Terlebih dari itu, dengan berdoa Rosario kita bisa menimba rahmat yang berlimpah, berkat doa kita bersama Bunda Maria, dan Dia Bunda mAria kepada Allah Tritunggal bagi kita. (SSA)