Gereja Katolik PAROKI SALIB SUCI Tropodo Sidoarjo, Jawa Timur » Ibadat Sabda http://parokisalibsuci.org Situs Resmi Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Salib Suci, Keuskupan Surabaya Sat, 04 May 2013 12:18:44 +0000 en-US hourly 1 http://wordpress.org/?v=3.5.1 Usulan Lagu Misa & Jadwal Organis – Oktober 2011 http://parokisalibsuci.org/2011/09/30/usulan-lagu-misa-jadwal-organis-oktober-2011/ http://parokisalibsuci.org/2011/09/30/usulan-lagu-misa-jadwal-organis-oktober-2011/#comments Fri, 30 Sep 2011 08:19:03 +0000 Komsos http://parokisalibsuci.org/?p=516 Usulan Lagu Misa, Oktober 2011

02 Oktober 2011 :  PS 688, 951-962, 690, TPE 54-5, PS 404, 682, 366, 693, 635

09 Oktober 2011 :  PS 319, 814-956, 335, TPE 55-6, PS 405, 429, 692, 430, 638

16 Oktober 2011 :  PS 657, 863-961, 377,  | TPE 52-1b |  PS 402, 673, 682, 704, 630

23 Oktober 2011 :  PS 659(ay 2-4), 839-962, 380  | TPE 53-2 |  PS 403, 661, 699, 663, 623

30 Oktober 2011 :  PS 585, 842-961, 657  | TPE 53-3 |  PS 404, 698, 603, 653, 637

Organis, Oktober 2011

02 Oktober 2011 :  Mayang (+Tyas)  |  Dinda (Agustinus)  |  Bina (Ignatius)

09 Oktober 2011 :  Jonathan  |  Erika (+Anggel) (Yosef)  |  Jesica (WKRI)

16 Oktober 2011 :  Yofita  |  Monica (Petrus)  |  Olive (Sacro Sanctae)

23 Oktober 2011 :  Cecil BL  |  Jesslyn (BIAK)  |  Ika (Beata Teresa)

30 Oktober 2011:  Dinda  |  Tyas (Lansia Gloria)  |  Anggel (Arnoldus)

]]>
http://parokisalibsuci.org/2011/09/30/usulan-lagu-misa-jadwal-organis-oktober-2011/feed/ 0
Rahim dan ASI yang berbahagia http://parokisalibsuci.org/2011/03/17/rahim-dan-asi-yang-berbahagia/ http://parokisalibsuci.org/2011/03/17/rahim-dan-asi-yang-berbahagia/#comments Thu, 17 Mar 2011 06:53:22 +0000 Komsos http://parokisalibsuci.org/?p=293

LUK 11:27-2811:27   Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya:
“Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.” 11:28 Tetapi Ia berkata:
“Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”

Menarik bahwa perikop ini hanya ditulis oleh Lukas. Dari sisi model penulisan, sekali lagi Lukas seolah “menyela”
reportase aktifitas Yesus yang sibuk mengajar dan menyembuhkan banyak orang. Seolah Lukas ingin merekam juga
suasana di sekitar Yesus, termasuk celetukan dan komentar dari para audiens. Celetukan seorang wanita seperti di
atas sangat lazim terjadi. Manakala ada sesorang yang mengagumkan, menggemaskan, membuat heboh maka akan keluar celetukan dari orang-orang. Dan yang lazim adalah : “anak siapa itu!” Atau mungkin “seandainya anakku seperti itu….” Hal yang sangat lumrah. Namun ada yang sedikit aneh dalam celetukan yang ditulis oleh Lukas ini. Deskripsi celetukan ini sangat tidak lazim. : “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.”Celetukan yang lazim – namun dengan cara yang tidak lazim. Terlihat tidak lazim karena sangat spesifik dikatakan  “Ibu yang mengandung…” bukan sekedar “anak siapa” namun langsung dengan “berkat : berbahagialah….. makarios” dan  secara terang terangan dikatakan dalam bahasa aslinya “koilia / koilos” . Ungkapan teknis yang sangat biologis mengarah pada “rahim” seorang wanita. “Berbahagialah wanita yang “rahimnya” mengerami Engkau: makaria e koilia e bastasasa se ”.

Dalam perjanjian lama ungkapan ini kerap dipakai untuk menunjukkan perlindungan dan pengenalan  Yahweh pada manusia sejak ia “dibentuk” dalam rahim (Aram : rechem) ibu (bdk MZM 22: 10-11; 71:6 ; 139: 13). Hal yang sama juga dipakai untuk kata mastos . Kata yang sangat teknis untuk susu ibu. kai mastoi ous eqhlasas Pemakaian kata-kata teknis biologis ini memang bisa dimaklumi mengingat Lukas adalah seorang dokter/tabib.

 

Namun lebih dari itu, tentunya dalam pemakaian kata-kata itu terkandung pesan yang sangat mendasar. Rahim yang meng-erami/yang di dalamnya benih manusia bertumbuh hingga saat kelahiran tiba. Di dalam rahim tersebut janin embrio terbentuk. Sejak awal kehidupan dimulai dari pertemuan sperma dan ovum yang terjadi dirahim ini.

 

Hingga Sembilan bulan sepuluh hari sang embrio – yang nota bene adalah (sudah) manusia personal yang penuh mendapatkan segala-galanya. Bukan hanya asupan gisi dari tubuh ibu kepada sang bayi melalui plasenta, melainkan juga asupan psikis dan spiritual dari persona sang ibu kepada jabang bayi. Diyakini bahwa apa yang dirasakan oleh sang ibu – juga dirasakan oleh si bayi. Bahkan sejak dalam kandungan pun sang ibu dianjurkan untuk sering berbicara kepada si bayi – komunikasi telah terjalin secara psikis dan batin sejak bayi dalam kandungan.

 

Setelah bayi keluar dari rahim, air susu ibu menjadi makanan pertama dan utama bagii bayi. Sebelum bayi mampu mencerna makanan yang lain, susu ibu adalah satu-satunya asupan yang sangat dibutuhkan. Selama beberapa bulan awal hidupnya pun bayi sangat bergantung pada air susu ibu. ASI-lah yang memelihara anak pada awal hidup dunia.

Ibu harus benar-benar menjaga makanan yang dimakannya sendiri selama bayi masih menyusu. Apa yang dimakan ibu – juga dimakan bayi melalui susu. Bahkan tak jarang jika bayi sakit maka ibulah yang harus menelan obat agar tersalurkan pada bayi saat menyusui. Suatu proses yang sangat mengagumkan. Lama sebentarnya si anak mendapatkan ASI ternyata sangat menentukan kondisi kesehatan fisik si anak hingga dewasa. Dan tak hanya sekedar makanan, dalam proses menyusui juga sangat intens terjadi kontak batin antara ibu dan bayi. Rasa sayang dan perasaan batin ibu juga sangat dirasakan oleh anaknya dan terekan pada alam bawah sadar. Hal ini sangat berpengaruh pada kondisi dan ketahanan psikis anak hingga dewasa.

Bagaimana anak memandang dan berinteraksi bersama manusia lain sangat dipengaruhi oleh bagaimana ia diperlakukan pada masa lalu. Apa yang direkam di bawah sadar di masa lalu seolah menjadi “platform/cetak biru” bagi pola tingkah lakunya kelak.

Cara komentar yang tak lazim ini mendapatkan pemaknaannya lebih mendalam dengan jawaban Yesus : “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”Seolah/sekilas Yesus seperti menyangkal apa yang dikatakan wanita tadi, namun sesungguhnya tidak.

Seperti pula ketika saudara-saudara yesus menjenguk Dia, Yesus mengatakan hal yang senada : Mat 12:50 “Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku”Justru dengan mengatakan demikian kepada kita, yesus menunjukkan bahwa dalam diri ibu Yesus/Maria, keistimewaan bukan sekedar karena rahimnya mengandung Yesus – dan air susunya menghidupi Yesus – melainkan terutama karena Maria adalah pendengar firman Allah dan memeliharanya. Maria menjadi model yang paling lengkap karena selain
hubungan fisik, psikis dan spiritual dengan Yesus – Maria juga contoh sempurna pendengar dan pemelihara Firman, pelaksana kehendak Allah. Sebagaimana St. Dominikus pencipta doa salam maria menyebutkan : “Terpujilah engkau di antara wanita…. Dan terpujilah buah tubuhmu Yesus!”. Karena Maria, sebutan “yang berbahagia” menjadi universal.

Tidak terbatas hanya yang berhubungan darah dengan Yesus – tidak terbatas pada untuk orang Yahudi saja – melainkan
untuk semua bangsa. Hal ini sesuai dengan tujuan Lukas menulis Injilnya, yaitu kabar gembira bagi bangsa-bangsa di
luar Yahudi juga.   (FX. Sutjiharto)

]]>
http://parokisalibsuci.org/2011/03/17/rahim-dan-asi-yang-berbahagia/feed/ 1
CREDO = AKU PERCAYA http://parokisalibsuci.org/2011/02/16/credo-aku-percaya/ http://parokisalibsuci.org/2011/02/16/credo-aku-percaya/#comments Wed, 16 Feb 2011 06:21:20 +0000 Komsos http://parokisalibsuci.wordpress.com/?p=189

?  Credo / Aku Percaya adalah syahadat iman yang memuat pokok-pokok iman kepercayaan Kristiani.

?  Persekutuan iman membutuhkan bahasa iman yang sama, yang MENGIKAT semua dan yang MEMPERSATUKAN dalam pengakuan iman yang sama (KGK 185)

  • Credo (latin) kerap disebut juga simbola iman.
  • Simbolon = menggambarkan separuh dari sebuah benda utuh yang dibagi dua (mis. engsel), yang dipakai sebagai tanda pengenal. Kedua bagian dihubungkan untuk memeriksa identitas pemakai. Jadi “simbolon iman” adalah tanda pengenal dan tanda persekutuan untuk orang yang beriman. Simbolon = ikhtisar, ringkasan, himpunan. (KGK 188)
  • “simbolum ini adalah materai rohani, renungan hati kita dan penjaga yang selalu hadir; dengan sesungguhnya ia adalah pusaka jiwa kita” (Ambrosius – KGK 197)
  • Simbola iman pada tempat pertama dipakai pada ritus Babtisan (pengakuan Babtisan) – karena Babtisan dilaksanakan dalam nama Tritunggal (KGK 189 – Mat 28:19 – bdk KGK 249)
  • Mendoakan syahadat dengan iman berarti bertemu dengan Allah Bapa – Putera dan Roh Kudus; tetapi juga berarti dihubungkan dengan gereja Universal yang meneruskan iman kepada kita dan yang di dalam persekutuannya kita beriman (KGK 197)

 

CREDO – SEKILAS SEJARAH

  • Credo sebagai syahadat iman tidak langsung disabdakan oleh Yesus. Juga tidak kita ketemukan sebagai satu kesatuan dalam Kitab Suci. Meski demikian, Credo mempunyai akar yang sah dari Kitab Suci.
  • Syahadat merupakan ringkasan iman berdasarkan Kitab Suci yang diajarkan oleh Gereja melalui para pemimpinnya.
  • Ada  banyak pengakuan iman (simbola) dalam Gereja Katolik yang timbul dari situasi Jaman tertentu, misal Quicumque (Anastasian), dll – yang semuanya bernilai iman amat kaya (KGK 193). Dua simbolon yang mendapat tempat khusus dalam Gereja : Syahadat Apostolik dan Syahadat Nicea.

  1. Syahadat Para Rasul (= rangkuman setia iman para rasul), dikenal sejak abad II yang merupakan pengakuan pembabtisan dalam gereja Roma kuno dimana setiap katekumen sebelum dibaptis harus menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai iman Kristen. Karenanya credo ini mempunyai otoritas tinggi :”itulah simbolum yang dijaga Gereja Roma, di mana Petrus, yang pertama diantara para rasul, mempunyai tahtanya dan ke mana ia membawa ajaran iman para rasul itu (Ambrosius – KGK 194).
  • Saat Yesus wafat, Yesus tidak meninggalkan satu dokumen pun sebagai pegangan bagi para rasul. Namun Yesus menjanjikan Roh Kudus-Nya yang akan menuntun Gereja ke dalam seluruh kebenaran dan mengingatkan mereka akan semua yang diajarkan Yesus (Kis 2;1-13; Yoh 14:26).
  • Syahadat Para Rasul dikenal sebagai Syahadat Singkat. Bentuk yang kita terima adalah bentuk final sejak abad ke-7 di Perancis dan akhirnya oleh paus Innocentius II dia[pakai sebagai syahadat resmi Gereja Katolik Roma.
  • Terdiri atas tiga bagian pokok :

–      bagian pertama = Pribadi Pertama, Allah Bapa

–      bagian kedua = Pribadi kedua, Allah Putera

–      bagian ketiga = Pribadi Ketiga, Allah Roh Kudus (KGK 190) –

ketiga bagian yang berbeda itu saling berhubungan bagaikan bagian-bagian anggota tubuh.

  • Sesuai tradisi lama, Syahadat para rasul berasal dari dua belas rasul – dimana masing-masing menyumbangkan satu butir rumusan.
  • orang biasanya menghitung dua belas artikel Credo supaya jumlah para rasul itu melambangkan seluruh iman Katolik, yaitu :
  • Orang biasanya menghitung dua belas artikel Credo supaya jumlah para rasul itu melambangkan seluruh iman Katolik, yaitu :
  1. Aku Percaya akan Allah Bapa yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi. (Ul 32:6; Mat 6:9; Kej 1-2)
  2. Dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita (Yoh 1:18; 3:18; Kis 2:36)
  3. Yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria (Mat 1:20; Luk 1:35)
  4. Yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat dan dimakamkan (Mat 26-27; Mrk 14-15)
  5. Yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati ((Ef 4:9; 1Ptr 3:19-20; 4:6 ; Mat 28; 1Kor15:4)
  6. Yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa (Kis 2:33-35; 7:55)

vii. Dari situ Ia akan datang mengadili orang hidup dan mati (Mat 25:31-46)

viii. Aku Percaya akan Roh Kudus (Mat 28:19; 1Tes 1:5)

ix. Gereja Katolik yang Kudus, Persekutuan Para Kudus (Ef 1:1; 5:27; Ibr12;22-23; Ef 2:19-20)

x. Pengampunan Dosa (Yoh 20:22-23)

xi. Kebangkitan Badan (1Kor 15)

xii. Kehidupan Kekal (Yoh 3:15; 17:3)

 

2. Syahadat Nicea

  • Di tempat lain adalah syahadat Nikea yang mempunyai otoritas yang besar dan sampai hari ini masih merupakan milik bersama semua Gereja besar di Timur dan Barat. (KGK 195)
  • Dalam tradisi Katolik kerap disebut sebagai syahadat syahadat Nicea-Konstantinopel atau syahadat panjang.
  • Secara singkat sejarah syahadat Nicea adalah sebagai berikut :

 

  1. Melawan Arianisme – Konsili Nicea
  • Berkat Roh Kudus jumlah orang yang dibaptis semakin banyak (Kis 2:41.47; 6:7). Dan setelah Para Rasul wafat beberapa orang mempunyai pandangan sendiri-sendiri yang berbeda – bahkan bertentangan tentang Yesus dan Roh Kudus – dan timbullah ajaran sesat.
  • Ajaran sesat ini semakin berkembang pesat sesudah Kaisar Konstantinus memperbolehkan orang kristen beribadat secara bebas melalui Edict Milan th 313 (sebelumnya mereka dikejar-kejar dan dibunuh)
  • Abad IV muncul ajaran sesat dari seorang imam dari Alexandria bernama Arius (280). Ia mengajarkan bahwa Yesus bukan Allah sejati, ia menyangkal keilahian Yesus.
  • Melawan ajaran sesat ini, para pemimpin Gereja berkumpul untuk mengadakan konsili ekumenis pertama di Nicea (325). Dihadiri oleh 318 bapa konsili
  • Dalam konsili ini Eusibius dari kaisarea menganjurkan syahadatnya (dikenal sebagai syahadat Kaisarea)
  • Syahadat kaisarea ini (sebagaimana juga syahadat para rasul) memang ortodoks dan sesuai dengan iman gereja yang benar namun tidak secara gamblang menjawab / melawan ajaran arianisme. Meski demikian tetap dipakai sebagai dasar pembicaraan dan disertai dengan penambahan.
  • Penambahan tersebut terutama menekankan bahwa Yesus sungguh Allah.
  • Keputusan Konsili secara lengkap disebut sebagai Syahadat dari Nicea
  • Meski demikian pada perkembangannya syahadat ini belum final.

 

ii. Melawan Macedonisme – Konsili Konstantinopel

  • Selepas permasalahan Arianisme (yang belum tuntas sepenuhnya), timbul ajaran sesat dari Macedonius yang menyangkal keilahian Roh Kudus.
  • Terhadap ajaran sesat tersebut para pemimpin Gereja kembali berkumpul dalam Konsili Konstantinopel tahun 318, yang dihadir 150 bapa konsili.
  • Dalam Konsili ini rumusan iman syahadat Nicea dibahas lagi terutama dari sisi ke-Ilahi-an Roh Kudus. Syahadat ini dikenal sebagai syahadat Konstantinopel.

 

iii. Melawan Nestorianisme – Konsili Efesus

  • Pada sekitar tahun 400-an Berkembang ajaran sesat dari seorang Uskup Konstantinopel yang bernama Nestorius. Ia mengajarkan bahwa Yesus memiliki 2 kodrat dan 2 pribadi, yaitu Allah dan manusia
  • Cyrillus, Uskup Alexandria menentang ajaran ini. Ia mengatakan bahwa Yesus benar mempunyai 2 kodrat tetapi hanya satu pribadi.
  • Perselisihan ini diselesaikan dalam konsili Efesus (431), yang mengutuk ajaran nestorius dan membenarkan ajaran Cyrillus. Konsili ini menekankan kesatuan pribadi Yesus dan menegaskan kembali ajaran konsili-konsili sebelumnya.

 

iv. Melawan Eutyches – Konsili Kalcedon

  • Ternyata masalah belum selesai. Muncul lagi ajaran Eutyches : kedua kodrat Yesus (Allah dan Manusia) itu tercampur dan tak terbedakan.
  • Untuk melawan ajaran ini diadakan Konsili Kalcedon 451. Konsili menegaskan bahwa kedua kodrat Yesus itu tetap terbedakan. Konsili mengambil keputusan tegas untuk kembali kepada ajaran iman yang benar yang telah diputuskan dalam Konsili Nicea, Konstantinopel, dan Efesus.
  • Dalam Konsili Kalcedon inilah secara resmi disebut sebagai syahadat iman – dan dikenal sebagai sebagai syahadat Nicea – karena rumusan iman itu pertama kali diusulkan dan dibahas dalam Konsili Nicea. Konsili-konsili berikutnya hanya mengembangkan apa yang telah diputuskan oleh para bapa konsili Nicea.
  • Rumusan ini tidak berbeda dengan rumusan yang diputuskan dalam konsili Konstantinopel sehingga kerap pula disebut sebagai syahadat Konstantinopel atau Syahadat Nicea-Konstantinopel. Dan disebut pula syahadat panjang. Namun nama resminya adalah Syahadat Nicea.
  • Penambahan terjadi lagi perihal asal Roh Kudus, yang sebelumnya “berasal dari Bapa” – pada Konsili Toledo 589 ditambahkan dengan kata “dan Putera” (filioque). Yang merupakan suatu persoalan tersendiri yang akan dibahas kemudian.
  • Jelas bahwa syahadat merupakan upaya Gereja untuk berjalan pada iman yang benar berdasarkan ajaran kitab suci dan tradisi Para Rasul. Melalui perjalanan panjang berliku, iman akan Allah Tritunggal telah mendapatkan penjelasan lengkap dalam abad ke V.
  • Gereja yang berjalan dalam terang Roh Kudus yang membimbingnya menuju kepada seluruh kebenaran……

FX. Sutjiharto

 

]]>
http://parokisalibsuci.org/2011/02/16/credo-aku-percaya/feed/ 21