Proficiat!!! Redaksi MAWASS dan pengurus sie Komsos turut mengucapkan selamat kepada segenap pengurus dan anggota WKRI khususnya cabang Salib Suci atas HUT ke-86. Bukan merupakan usia yang muda, namun semangat para pendiri organisasi ini pada saat berdirinya masih membara dalam diri para wanita katolik saat ini. Hal ini mungkin tidak begitu nampak di permukaan, namun ternyata WKRI mempunyai cara-cara sendiri dalam melakukan tugasnya bagi para keluarga Katolik.Organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) didirikan tepatnya pada tanggal 26 Juni 1924 di Yogyakarta. WKRI merupakan wadah bagi kaum perempuan yang beragama katolik untuk menjadi rasul awam menyalurkan aspirasi gereja di tengah-tengah masyarakat dan berdasarkan cinta kasih Kristus.

WKRI adalah salah satu organisasi yang bersifat sosial aktif yaitu mengarahkan pikiran dan pelayanan kepada sesama agar mandiri, tidak bergantung pada orang lain serta mampu memanfaatkan sumber daya yang ada.Salah satu contoh program kegiatannya yang masih terus dikembangkan adalah PPUK (Pemberdayaan Perempuan Usaha Kecil). Dalam program ini, umat yang berkeinginan untuk membangun sebuah usaha kecil sendiri dapat mengajukan kredit dengan bunga ringan. Selain PPUK juga banyak kegiatan sosial lain yang telah dilakukan.Untuk tahun ini, WKRI cabang Salib Suci merayakan hari ulang tahunnya dengan sederhana namun tetap dengan semangat kebersamaan di antara anggotanya. Diawali dengan misa syukur pada misa ke-dua hari Minggu tanggal 27 Juni 2010. Kemudian dilanjutkan dengan acara pertemuan bersama pengurus cabang, pengurus ranting, dan seluruh anggota di paroki Salib Suci.Dalam kesempatan ini, Ibu Fransiska S.N. Gabriel selaku Ketua WKRI cabang Salib Suci mengemukakan harapan-harapannya bagi organisasi WKRI Salib Suci ke depannya, “Kekompakan dan kerjasama yang baik dari cabang ke ranting maupun sebaliknya harus ditingkatkan. Kemudian semoga para wanita Katolik semakin dikuatkan dalam pelayanan, mau melayani dengan rendah hati, mau bersikap loyal dan penuh tanggung jawab dalam menjalankan tugas walaupun organisasi ini bersifat sosial.”Sebagai pengurus, dimanapun dan kapanpun harus siap melaksanakan tugas dengan rela dan kerendahan hati, serta siap menjadi orang yang tidak terkenal, “Mungkin dikenal pada saat masih menjabat sebagai pengurus.

Setelah tidak menjabat, ya tidak dikenal umat.” lanjut Ibu Gabriel.“Karena WKRI juga bersifat solidaritas dan subsidiaritas, maka diharapkan bagi para anggota supaya siap dikader untuk menjadi pengurus yang baru. Siapa lagi yang akan meneruskan kalau bukan kita? Kita harus siap menyumbangkan segala pikiran dan tenaga dengan rela.” demikian ujar Ibu Gabriel. (tim reportase MAWASS)