Gereja Katolik PAROKI SALIB SUCI Tropodo Sidoarjo, Jawa Timur » Perayaan Ekaristi http://parokisalibsuci.org Situs Resmi Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Salib Suci, Keuskupan Surabaya Fri, 06 Dec 2013 07:26:32 +0000 en-US hourly 1 http://wordpress.org/?v=3.8 Jadwal Upacara sekitar Natal 2011 dan Tahun Baru 2012 http://parokisalibsuci.org/2011/12/19/jadwal-upacara-sekitar-natal-2011-dan-tahun-baru-2012/ http://parokisalibsuci.org/2011/12/19/jadwal-upacara-sekitar-natal-2011-dan-tahun-baru-2012/#comments Mon, 19 Dec 2011 06:44:12 +0000 http://parokisalibsuci.org/?p=559 Jadwal Upacara Sekitar Natal 2011 diurutkan menurut tanggal

Minggu, 18 Desember 2011, Hari Minggu Advent ke-IV

  • 05.30: Misa Kudus
  • 07.30: Misa Kudus dengan upacara Pembaptisan
  • 17.30: Misa Kudus

Rabu, 21 Desember 2011, Kesempatan Menerima “Sakramen Pendamaian” ke-I

  • 18.00 – selesai : Upacara Tobat dan pengakuan pribadi

Kamis, 22 Desember 2011, Kesempatan Menerima “Sakramen Pendamaian” ke-II

  • 16.30 – 19.00 : kesempatan pengakuan pribadi

Jumat, 23 Desember 2011, Kesempatan Menerima “Sakramen Pendamaian” ke-III

  • 16.30 – 19.00 : kesempatan pengakuan pribadi
  • Catatan: Misa Kudus pk.18.00 ditiadakan

Sabtu, 24 Desember 2011, Malam NATAL

  • 21.00 : Misa Agung

Minggu, 25 Desember 2011, Hari Raya NATAL

  • 07.30 : Misa Agung
  • 17.30 : Misa Kudus

Sabtu, 31 Desember 2011, Penutupan Tahun 2011

  • 18.00 : Misa Syukur

Minggu, 01 Januari 2012, Hari Raya ST. MARIA BUNDA ALLAH

  • 07.30 : Misa Besar
  • 17.30 : Misa Kudus
]]>
http://parokisalibsuci.org/2011/12/19/jadwal-upacara-sekitar-natal-2011-dan-tahun-baru-2012/feed/ 0
Komuni di tangan,….. memangnya kenapa? http://parokisalibsuci.org/2011/08/05/komuni-di-tangan-memangnya-kenapa/ http://parokisalibsuci.org/2011/08/05/komuni-di-tangan-memangnya-kenapa/#comments Fri, 05 Aug 2011 03:20:13 +0000 http://parokisalibsuci.org/?p=487

MAKLUMAT DARI KONGREGASI UNTUK IBADAT ILAHI DAN TATA TERTIB SAKRAMEN MENGENAI KOMUNI DI TANGAN

Tahta Suci, sejak 1969, seraya mempertahankan cara tradisional dalam membagikan komuni, juga memberikan kepada Konferensi-konferensi Waligereja yang memintanya, fasilitas untuk membagikan komuni dengan menempatkan hosti di tangan umat beriman.

Fasilitas ini ditetapkan dengan Instruksi Memoriale Domini dan Instruksi Immensae caritatis (29 Mei 1969: AAS 61, 1969, 541-546; 29 Januari 1973; AAS 65, 1973, 264-271) dan dengan Ritual De sacra Communione yang diterbitkan 21 Juni 1973, n. 21. Namun demikian, tampaknya tepat untuk memberikan perhatian pada point-point berikut:

1. Komuni di tangan hendaknya menunjukkan, sama seperti komuni di lidah, penghormatan yang pantas terhadap kehadiran nyata Kristus dalam Ekaristi. Oleh karena alasan ini hendaknya diberikan penekanan, seperti yang dilakukan oleh para Bapa Gereja, pada wibawa gerakan orang yang menyambut komuni. Demikianlah, pada akhir abad keempat kepada mereka yang baru dibaptis diajarkan untuk mengulurkan kedua tangan, “tangan kiri sebagai tahta bagi tangan kanan, yang menyambut sang Raja” (Katekese mistagogis Yerusalem yang kelima, n. 21: PG 33, kol. 1125, atau Sources chret., 126, h. 171; St Yohanes Krisostomus, Homili 47: PG 63, kol. 898, dll.) (Dalam praktek, petunjuk yang sebaliknya yang harus diberikan kepada umat beriman: tangan kiri ditempatkan di atas tangan kanan, agar hosti kudus dapat dimasukkan ke dalam mulut dengan tangan kanan.)

2. Lagi, seturut ajaran para Bapa Gereja, penekanan perlu diberikan atas pentingnya kata “Amin” sebagai tanggapan atas rumusan pelayan komuni, “Tubuh Kristus”; Amin ini adalah suatu penegasan iman: “Cum ergo petieris, dicit tibi sacerdos `Corpus Christi’ et tu dicis `Amen’, hoc est `verum’; quod confitetur lingua, teneat affectus” (St Ambrosius De Sacramentis, 4, 25: SC 25 bis, h. 116).

3. Orang yang menyambut komuni, yang telah menerima Ekaristi di tangan, wajib menyantap hosti sebelum kembali ke tempatnya, mengambil satu langkah ke samping dengan tetap menatap altar, demi memungkinkan orang berikutnya datang kepada pelayan.

4. Dari Gereja-lah umat beriman menyambut Ekaristi kudus, yang adalah communio dalam Tubuh Tuhan dan dalam Gereja; oleh sebab itu orang yang menyambut komuni tidak diperkenankan mengambil dari patena atau siborium, seperti yang akan dilakukan orang terhadap roti biasa, melainkan kedua tangan wajib diulurkan untuk menyambut komuni dari pelayan komuni.

5. Demi hormat terhadap Ekaristi, tangan wajib bersih, anak-anak perlu diingatkan akan hal ini.

6. Penting bahwa umat beriman menerima katekese yang efektif mengenai masalah ini, dan bahwa penekanan perlu diberikan atas perasaan sembah sujud dan hormat yang pantas terhadap Sakramen Mahakudus ini (bdk. Dominicae cenae, n. 11). Wajib diberikan perhatian agar serpihan hosti yang telah dikonsekrasikan tidak hilang (bdk. Kongregasi untuk Ajaran Iman, 2 Mei 1972: Prot. N. 89/71, in Notitiae 1972, h. 227).

7. Umat beriman tidak diwajibkan menerapkan praktek komuni di tangan; setiap umat beriman bebas untuk menyambut komuni di lidah atau di tangan.

Ketentuan-ketentuan ini dan juga ketentuan-ketentuan seperti dinyatakan dalam dokumen-dokumen yang disebutkan di atas bertujuan untuk mengingatkan kembali kewajiban untuk menghormati Ekaristi dan menerapkan secara independen cara dengan mana komuni disambut.

Mereka yang berkewajiban untuk memelihara jiwa-jiwa wajib menekankan tidak hanya pentingnya disposisi batin bagi penerimaan komuni yang bermanfaat, yang dalam perkara-perkara khusus membutuhkan pertolongan Sakramen Rekonsiliasi, melainkan juga sikap lahiriah yang mengungkapkan rasa hormat pada umumnya dan mengekspresikan secara istimewa keyakinan umat beriman terhadap Ekaristi.

Dari Kongregasi untuk Ibadat Ilahi, 3 April 1985.

+Augustin Mayer, O.S.B.
Uskup Agung Titular Satriano
Pro-Prefect

+Virgilio Noe
Uskup Agung Titular Voncaria
Sekretaris

]]>
http://parokisalibsuci.org/2011/08/05/komuni-di-tangan-memangnya-kenapa/feed/ 0
CREDO = AKU PERCAYA http://parokisalibsuci.org/2011/02/16/credo-aku-percaya/ http://parokisalibsuci.org/2011/02/16/credo-aku-percaya/#comments Wed, 16 Feb 2011 06:21:20 +0000 http://parokisalibsuci.wordpress.com/?p=189

?  Credo / Aku Percaya adalah syahadat iman yang memuat pokok-pokok iman kepercayaan Kristiani.

?  Persekutuan iman membutuhkan bahasa iman yang sama, yang MENGIKAT semua dan yang MEMPERSATUKAN dalam pengakuan iman yang sama (KGK 185)

  • Credo (latin) kerap disebut juga simbola iman.
  • Simbolon = menggambarkan separuh dari sebuah benda utuh yang dibagi dua (mis. engsel), yang dipakai sebagai tanda pengenal. Kedua bagian dihubungkan untuk memeriksa identitas pemakai. Jadi “simbolon iman” adalah tanda pengenal dan tanda persekutuan untuk orang yang beriman. Simbolon = ikhtisar, ringkasan, himpunan. (KGK 188)
  • “simbolum ini adalah materai rohani, renungan hati kita dan penjaga yang selalu hadir; dengan sesungguhnya ia adalah pusaka jiwa kita” (Ambrosius – KGK 197)
  • Simbola iman pada tempat pertama dipakai pada ritus Babtisan (pengakuan Babtisan) – karena Babtisan dilaksanakan dalam nama Tritunggal (KGK 189 – Mat 28:19 – bdk KGK 249)
  • Mendoakan syahadat dengan iman berarti bertemu dengan Allah Bapa – Putera dan Roh Kudus; tetapi juga berarti dihubungkan dengan gereja Universal yang meneruskan iman kepada kita dan yang di dalam persekutuannya kita beriman (KGK 197)

 

CREDO – SEKILAS SEJARAH

  • Credo sebagai syahadat iman tidak langsung disabdakan oleh Yesus. Juga tidak kita ketemukan sebagai satu kesatuan dalam Kitab Suci. Meski demikian, Credo mempunyai akar yang sah dari Kitab Suci.
  • Syahadat merupakan ringkasan iman berdasarkan Kitab Suci yang diajarkan oleh Gereja melalui para pemimpinnya.
  • Ada  banyak pengakuan iman (simbola) dalam Gereja Katolik yang timbul dari situasi Jaman tertentu, misal Quicumque (Anastasian), dll – yang semuanya bernilai iman amat kaya (KGK 193). Dua simbolon yang mendapat tempat khusus dalam Gereja : Syahadat Apostolik dan Syahadat Nicea.

  1. Syahadat Para Rasul (= rangkuman setia iman para rasul), dikenal sejak abad II yang merupakan pengakuan pembabtisan dalam gereja Roma kuno dimana setiap katekumen sebelum dibaptis harus menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai iman Kristen. Karenanya credo ini mempunyai otoritas tinggi :”itulah simbolum yang dijaga Gereja Roma, di mana Petrus, yang pertama diantara para rasul, mempunyai tahtanya dan ke mana ia membawa ajaran iman para rasul itu (Ambrosius – KGK 194).
  • Saat Yesus wafat, Yesus tidak meninggalkan satu dokumen pun sebagai pegangan bagi para rasul. Namun Yesus menjanjikan Roh Kudus-Nya yang akan menuntun Gereja ke dalam seluruh kebenaran dan mengingatkan mereka akan semua yang diajarkan Yesus (Kis 2;1-13; Yoh 14:26).
  • Syahadat Para Rasul dikenal sebagai Syahadat Singkat. Bentuk yang kita terima adalah bentuk final sejak abad ke-7 di Perancis dan akhirnya oleh paus Innocentius II dia[pakai sebagai syahadat resmi Gereja Katolik Roma.
  • Terdiri atas tiga bagian pokok :

–      bagian pertama = Pribadi Pertama, Allah Bapa

–      bagian kedua = Pribadi kedua, Allah Putera

–      bagian ketiga = Pribadi Ketiga, Allah Roh Kudus (KGK 190) –

ketiga bagian yang berbeda itu saling berhubungan bagaikan bagian-bagian anggota tubuh.

  • Sesuai tradisi lama, Syahadat para rasul berasal dari dua belas rasul – dimana masing-masing menyumbangkan satu butir rumusan.
  • orang biasanya menghitung dua belas artikel Credo supaya jumlah para rasul itu melambangkan seluruh iman Katolik, yaitu :
  • Orang biasanya menghitung dua belas artikel Credo supaya jumlah para rasul itu melambangkan seluruh iman Katolik, yaitu :
  1. Aku Percaya akan Allah Bapa yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi. (Ul 32:6; Mat 6:9; Kej 1-2)
  2. Dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita (Yoh 1:18; 3:18; Kis 2:36)
  3. Yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria (Mat 1:20; Luk 1:35)
  4. Yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat dan dimakamkan (Mat 26-27; Mrk 14-15)
  5. Yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati ((Ef 4:9; 1Ptr 3:19-20; 4:6 ; Mat 28; 1Kor15:4)
  6. Yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa (Kis 2:33-35; 7:55)

vii. Dari situ Ia akan datang mengadili orang hidup dan mati (Mat 25:31-46)

viii. Aku Percaya akan Roh Kudus (Mat 28:19; 1Tes 1:5)

ix. Gereja Katolik yang Kudus, Persekutuan Para Kudus (Ef 1:1; 5:27; Ibr12;22-23; Ef 2:19-20)

x. Pengampunan Dosa (Yoh 20:22-23)

xi. Kebangkitan Badan (1Kor 15)

xii. Kehidupan Kekal (Yoh 3:15; 17:3)

 

2. Syahadat Nicea

  • Di tempat lain adalah syahadat Nikea yang mempunyai otoritas yang besar dan sampai hari ini masih merupakan milik bersama semua Gereja besar di Timur dan Barat. (KGK 195)
  • Dalam tradisi Katolik kerap disebut sebagai syahadat syahadat Nicea-Konstantinopel atau syahadat panjang.
  • Secara singkat sejarah syahadat Nicea adalah sebagai berikut :

 

  1. Melawan Arianisme – Konsili Nicea
  • Berkat Roh Kudus jumlah orang yang dibaptis semakin banyak (Kis 2:41.47; 6:7). Dan setelah Para Rasul wafat beberapa orang mempunyai pandangan sendiri-sendiri yang berbeda – bahkan bertentangan tentang Yesus dan Roh Kudus – dan timbullah ajaran sesat.
  • Ajaran sesat ini semakin berkembang pesat sesudah Kaisar Konstantinus memperbolehkan orang kristen beribadat secara bebas melalui Edict Milan th 313 (sebelumnya mereka dikejar-kejar dan dibunuh)
  • Abad IV muncul ajaran sesat dari seorang imam dari Alexandria bernama Arius (280). Ia mengajarkan bahwa Yesus bukan Allah sejati, ia menyangkal keilahian Yesus.
  • Melawan ajaran sesat ini, para pemimpin Gereja berkumpul untuk mengadakan konsili ekumenis pertama di Nicea (325). Dihadiri oleh 318 bapa konsili
  • Dalam konsili ini Eusibius dari kaisarea menganjurkan syahadatnya (dikenal sebagai syahadat Kaisarea)
  • Syahadat kaisarea ini (sebagaimana juga syahadat para rasul) memang ortodoks dan sesuai dengan iman gereja yang benar namun tidak secara gamblang menjawab / melawan ajaran arianisme. Meski demikian tetap dipakai sebagai dasar pembicaraan dan disertai dengan penambahan.
  • Penambahan tersebut terutama menekankan bahwa Yesus sungguh Allah.
  • Keputusan Konsili secara lengkap disebut sebagai Syahadat dari Nicea
  • Meski demikian pada perkembangannya syahadat ini belum final.

 

ii. Melawan Macedonisme – Konsili Konstantinopel

  • Selepas permasalahan Arianisme (yang belum tuntas sepenuhnya), timbul ajaran sesat dari Macedonius yang menyangkal keilahian Roh Kudus.
  • Terhadap ajaran sesat tersebut para pemimpin Gereja kembali berkumpul dalam Konsili Konstantinopel tahun 318, yang dihadir 150 bapa konsili.
  • Dalam Konsili ini rumusan iman syahadat Nicea dibahas lagi terutama dari sisi ke-Ilahi-an Roh Kudus. Syahadat ini dikenal sebagai syahadat Konstantinopel.

 

iii. Melawan Nestorianisme – Konsili Efesus

  • Pada sekitar tahun 400-an Berkembang ajaran sesat dari seorang Uskup Konstantinopel yang bernama Nestorius. Ia mengajarkan bahwa Yesus memiliki 2 kodrat dan 2 pribadi, yaitu Allah dan manusia
  • Cyrillus, Uskup Alexandria menentang ajaran ini. Ia mengatakan bahwa Yesus benar mempunyai 2 kodrat tetapi hanya satu pribadi.
  • Perselisihan ini diselesaikan dalam konsili Efesus (431), yang mengutuk ajaran nestorius dan membenarkan ajaran Cyrillus. Konsili ini menekankan kesatuan pribadi Yesus dan menegaskan kembali ajaran konsili-konsili sebelumnya.

 

iv. Melawan Eutyches – Konsili Kalcedon

  • Ternyata masalah belum selesai. Muncul lagi ajaran Eutyches : kedua kodrat Yesus (Allah dan Manusia) itu tercampur dan tak terbedakan.
  • Untuk melawan ajaran ini diadakan Konsili Kalcedon 451. Konsili menegaskan bahwa kedua kodrat Yesus itu tetap terbedakan. Konsili mengambil keputusan tegas untuk kembali kepada ajaran iman yang benar yang telah diputuskan dalam Konsili Nicea, Konstantinopel, dan Efesus.
  • Dalam Konsili Kalcedon inilah secara resmi disebut sebagai syahadat iman – dan dikenal sebagai sebagai syahadat Nicea – karena rumusan iman itu pertama kali diusulkan dan dibahas dalam Konsili Nicea. Konsili-konsili berikutnya hanya mengembangkan apa yang telah diputuskan oleh para bapa konsili Nicea.
  • Rumusan ini tidak berbeda dengan rumusan yang diputuskan dalam konsili Konstantinopel sehingga kerap pula disebut sebagai syahadat Konstantinopel atau Syahadat Nicea-Konstantinopel. Dan disebut pula syahadat panjang. Namun nama resminya adalah Syahadat Nicea.
  • Penambahan terjadi lagi perihal asal Roh Kudus, yang sebelumnya “berasal dari Bapa” – pada Konsili Toledo 589 ditambahkan dengan kata “dan Putera” (filioque). Yang merupakan suatu persoalan tersendiri yang akan dibahas kemudian.
  • Jelas bahwa syahadat merupakan upaya Gereja untuk berjalan pada iman yang benar berdasarkan ajaran kitab suci dan tradisi Para Rasul. Melalui perjalanan panjang berliku, iman akan Allah Tritunggal telah mendapatkan penjelasan lengkap dalam abad ke V.
  • Gereja yang berjalan dalam terang Roh Kudus yang membimbingnya menuju kepada seluruh kebenaran……

FX. Sutjiharto

 

]]>
http://parokisalibsuci.org/2011/02/16/credo-aku-percaya/feed/ 21